header-photo

MESIN PERAH DELAVAL PORTABLE



Dengan Mesin Perah Harga Susu Jadi Tinggi

Total jumlah kuman turun 75%. Total solid menjadi 12,3%, dan produktivitas meningkat 20%.

Itulah hasil yang didapat Hj. Fina Rosdiana, peternak di Goalpara, Sukabumi, Jabar. Sejak 2006, Fina mengubah cara memerah tradisional dengan memanfaatkan mesin. Meskipun terbilang lumayan mahal, tapi harga jual susunya melonjak Rp200 per liter dan masuk kategori sangat baik.

Bersih dan Cepat

Mesin perah tersebut berprinsip kerja seperti vakum. Kekuatan perahnya disesuaikan dengan karakter puting sapi, klaster berdenyut secara konstan. Susu hasil perahan langsung dialirkan ke mesin pendingin.

Tak heran, hasil perahan Fina lebih higienis, bersih, dan tentunya cepat. Kandungan bakterinya (total plate count/TPC) pun kini hanya dalam kisaran 250 ribu/cc. Jauh dari ambang batas yang diperbolehkan SNI, yaitu di bawah 1 juta. Jika dilakukan secara manual, kebersihan tangan si pemerah turut berperan pada kesterilan susu. Belum lagi mood pemerah juga mempengaruhi waktu dan produktivitas. “Pertama-tama hasilnya bagus, tapi kadang kalanya tangan pegel, jadi hasilnya kurang dan lebih lama,” ungkap jebolan Poltek Fapet IPB ini.

Sekarang, sapi milik Fina menghasilkan rata-rata 12 liter susu segar per ekor, atau meningkat 20% dibandingkan sebelum menggunakan mesin bertipe Work True. Mesin tipe ini mampu memerah 6 ekor secara bersamaan kurang dari 10 menit. Selain itu, karena mesin bekerja secara konstan, total solid (TS) susu terjaga di kisaran 12—13%.

Usai pemerahan, susu sebaiknya ditangani dalam waktu kurang dari tiga jam untuk menekan pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan bakteri juga dapat ditekan jika susu segar terjaga pada suhu 5oC. Di sinilah peran pendingin sangat diandalkan.

Sebelumnya, wanita kelahiran Bogor ini mengaku, nilai TPC-nya sempat menembus angka 3 juta. Padahal TPC mempengaruhi harga jual susu. Paham harus ada perubahan, akhirnya ia memberanikan diri membeli mesin perah yang waktu itu harganya Rp200 jutaan. Mahal memang, tapi Fina yakin, mesin perah merupakan salah satu faktor meningkatnya kualitas susu.

Untuk itu Fina sangat menyarankan peternak mau berkelompok supaya lebih efisien. Bila ada 150 peternak dengan rata–rata menghasilkan 10 liter susu, setidaknya 1,5 ton terkumpul. Dengan susu harga di tingkat peternak sekarang mencapai Rp2.900—Rp3000, dirasa akan lebih ringan menyisihkan uang guna membeli mesin perah. “Kita sendiri menargetkan tahun ketiga sudah balik modal,” tambah ibu tiga anak ini

Di pasaran beragam tipe mesin pemerah beredar, mulai kategori murah sampai mewah. Karena peternakan di Indonesia masih tergolong peternakan rakyat, Fina berpendapat tipe portable lebih cocok. Selain simpel dan bisa dibawa, harganya pun berkisar Rp 17 juta—Rp25 juta. Sekarang di Sukabumi sudah ada lima peternak yang menggunakan mesin perah.

Peternak dengan populasi 60 ekor sapi itu mengungkapkan, semua peternak sudah memahami prosedur pemerahan. Tapi pelaksanaannya berpulang pada semangat peternak untuk mendapatkan hasil yang baik. Prosedur yang dimaksudnya adalah kebersihan sapi dan kandang, pemerah, alat, proses pemerahan dan penanganan pascapanen. Kebersihan puting dan ambing sapi juga mesti diperhatikan. Ia mengakui mesin perah bukan faktor utama peningkatan kualitas susu, tapi harus ditunjang manajemen kandang. “Meski pakai mesin tapi kalau pemeliharaannya jelek ya sama saja,“ ungkap Fina lantang.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Mbak. .aq kemaren dapet bantuan mesin perah susu(DELAVAL BOSIO MMU 11) . .tp aq masih bingung dengan mesinnya. .buku petunjuknya memakai bhasa yg tidak saya mengerti. .m0h0n bantuannya. .

RiO mengatakan...

Mohon izin penawaran mba.Sy jual mesin secondnya, kondisi 90%, bila minat email: oir31@hotmail.com